Sunday, October 26, 2014

Europe Winter Time

Kemaren  (26 Okt), saya bangun pagi dengan bingung. Di jam tangan menunjukkan pukul 7.25 (dan masih gelap), sementara di hp jam 6.25. Hemm..saya pikir ini pasti kerjaan #Alif mencet2 hp :p

Ketika bapake bangun, dia mengatakan kebingungan yang sama: "kenapa jam hp mundur sejam ya?"

Barulah saya ingat, bahwa hari itu tgl 26 Oktober, adalah hari dimulainya jam Winter. Jam di hp kami otomatis berubah, sementara jam tangan ya ngga otomatis.

Temen saya si Asep (Septia) yg tinggal di Austria pernah bilang, "Tat, lo dateng ke Europe persis pas jam Summer dimulai, 31 Maret". Waktu itu saya ho'oh2 aja da teu ngarti :D

Jadi karena waktu siang yang makin pendek menjelang winter (jam delapan pagi masih gelap, dan jam 6 sore udah gelap), Setiap tanggal 26 Oktober mulai jam 00.00, waktu dimundurin sejam. Salah satu alasannya sih untuk lebih menghemat energi. Buat saya ini wow banget..hihi..secara terbiasa dengan waktu yang sama sepanjang tahun di Indonesia. Setiap menjelang musim semi dan summer (akhir Maret), waktu akan dimajuin lagi sejam, sebagai penyesuaian karena siang makin panjang.

Seriusan sayah baru tau pas udah nyampe sini soal jam winter dan summer ini :D

Thursday, October 23, 2014

Nyinyir

Politisi socmed masih pada beraksi. Disana-sini masih banyak nyinyirin presiden terpilih. Nyinyirisme yang bawa hawa negatif.

Hari ini saya curhat sebel soal ini sama bapake. Bahwa saya sebel liat org2 nyampah nyinyir di socmed. Pengen saya unfollow atau bales. Saya bilang, saya bahkan ga pernah nyinyirin capres yg kalah. Tapi doski santei jawab:

"Ya biarin ajalah mereka nyinyir..mereka punya hak buat nyinyir. Lah kalo nyinyirin prabowo ya buat apa..udah jelas dia kalah kok." 

Okay..that's right. Saya jawab, tapi kan males liatnya..bawa energi negatif. Dia jawab, "Itukan sama kalo kita dulu kritik2 SBY. Ga usah dibales, biarin aja."

Ihiik..yg terakhir ini bener sih. Yah..mo gimana lagi. That's democracy. Orang bisa ngomong apa aja, yang menurut mereka bener.


Saturday, October 18, 2014

Rawon Nguling

Yup..mari kembali ngerandom :D Tadi ga sengaja ada temen yang posting rawon di Jatim, yang membuat saya inget sama Rawon Nguling. Nyam..nyam..

Saya pertama kali nyicip rawon nguling ini waktu penelitian ke Malang, beberapa tahun yang lalu. Saat itu, kontak kami mengajak makan di Depot Rawon Nguling. Katanya sih, itu rawon terenak di Malang :D. Entah bener terenak di Malang atau ngga, yang pasti memang Rawon Nguling ini enak banget!! Porsinya besar, dagingnya empuk dengan sedikit lemak. Kuahnya kental berbumbu, ga encer kayak rawon-rawon Jakarta. Side dishnya pun enyak-enyak..tempe penyet, dll. Hem..hem..hem...

tatatsjournal.blogspot.com
Rawon porsi besar dan berlemak

Ibu bos saya saat itu, yang umurnya sudah di atas 50 bilang, bahwa waktu dia kecil dia sering makan di Depot Rawon Nguling yang aseli (Probolinggo) sama keluarganya. Wow..berarti udah lumayan tua juga yaa.. Pernah dalam perjalanan Bojonegoro-Surabaya, saya lewatin rawon nguling Probolinggo. Saat itu saya lagi nebeng mobil keluarga suami, ga enak kalo ujug-ujug minta brenti cuma buat nyicip rawon :p.

Beberapa tahun kemudian, saya baca di sebuah blog bahwa rawon nguling buka cabang di Jakarta. Dengan ekspektasi besar, pergilah kami ke sana, ga sabar pengen nyicipin lagi rawonnya yang super lezato. Sayangnya, ekspektasi kami tak terpenuhi. Rawonnya encer dan rasa nya standar banget. Kecewa beraat..entah kenapa tempat makan yang enak-enak kalo buka cabang di Jakarta selalu ga seenak aslinya :(

Jadi saya sih cuma berani merekomendasikan Rawon Nguling yang di Malang *semoga kualitas rasa tetap terjaga*:

Alamat Depot Rawon Nguling Malang
Jl. Zainul Arifin No. 62 Malang

Tapi buat yang mau nyoba yang aseli, yang katanya sudah berdiri dari tahun 1942, silaken:
Jalan Raya Tambakrejo No. 75 Probolinggo 

Atau buat yang keukeuh pengen nyobain yang di Jakarta Selatan:
Jl. Cikajang No. 49 Kebayoran Baru

Thursday, October 9, 2014

Si Alif bermain (1)

Sudah tiga hari ini saya mulai mengajak si #AlifDipantara (23 bulan) untuk melakukan aktifitas yang berbeda. Bukannya sebelum-sebelumnya kegiatan Alif ga bermanfaat, hanya saja sekarang ditambah dengan kegiatan-kegiatan baru yang idenya banyak berseliweran di sosial media. Lumayan..dapet beberapa ide kegiatan murmer buat si Alif :D. 

Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah bermain benda mengambang. Tadinya sih mengambang dan tenggelam, tapi saya kelupaan nyari batu sebelum maen :p Jadilah yang dimainin cuma benda-benda mengambang seperti balok-balok kayu dan bola plastik. Biar flat kami ga becek ketumpahan air, kami bermain di balkon. Meskipun saat itu cuaca dingin, si Alif tetep semangat ngubek-ngubek baskom.

tatatsjournal.blogspot.com
balok kayu dan bola plastik mengambang di air
 Kegiatan hari selanjutnya adalah menempel stiker dilokasi yang tepat. Stikernya adalah stiker bulat-bulat warna merah yang saya beli di toko buku. Pada gambar pertama, Alif harus nempel "apel" di pohon. Pada gambar kedua, Alif harus nempel "roda" di kereta. Pada gambar ketiga, Alif harus nempel "tomat" di pohonnya. Saya tinggal menggambar pohon apel, kereta, dan pohon tomat di kertas dengan pensil warna. Lalu Alif menempel stiker-stiker itu. Meskipun nempelnya ga semua di tempat yang tepat, tapi bocahnya tampak antusias menempel dan terlihat gembira.

tatatsjournal.blogspot.com
Nempel apel ke pohon
Kegiatan hari ketiga adalah bermain warna. Tapi yaa..persiapan tidak matang sodara-sodara. Saya cuma punya dua warna, yaitu hijau (aroma dan pewarna Pandan cap Kupu-kupu) dan warna kuning (bubuk kunyit). Anaknya kayaknya cuma setengah antusias..hehe..lain kali kita coba lagi ya boy!

ngobok-ngobok warna :D

Thursday, October 2, 2014

Cerita dari Münster

Daripada stress liat berita politik Indonesia yang suram, mending ngeblog hal-hal yang menyenangkan :) Salah satu hal menyenangkan menurut saya adalah Kota Münster. Dari bulan April sampai akhir Sept, kami sekeluarga tinggal di Münster. DAAD menempatkan saya untuk belajar Bahasa Jerman selama enam bulan di Kapito Sprachschule Münster.

Kami pertama kali tiba di Münster tanggal 31 Maret 2014, setelah mendarat di Frankfurt dari Indonesia. Frankfurt-Münster dengan kereta ditempuh kira-kira 4 jam (dengan kereta ICE). Keluar dari Hauptbahnhof, kami langsung nyari bis yang menuju ke flat kami di Kinderhaus (Flat furnished ini udah disewa duluan lewat agen). Saat itu cuaca musim semi masih sangat dingin..mungkin sekitar 7 derajat. Dengan bawaan segambreng, kami naik bus nomor 15 jurusan Kinderhaus Brüningheide.

Sampai di flat, ambil kunci di tetangga, dikasih tau ini itu soal pemanas (Heizung), exhaust, mesin cuci, dll. Flat yang kami sewa ini cukup luas, sekitar 75 meter persegi, dengan harga 590 Euro *nangis bombay *mahalnyoo. Terletak di lantai dasar (Erdgeschoss) dengan perabotan dan dapur lengkap plus sepetak halaman berumput. Ya..alhamdulillah lah untuk memulai hidup baru. Karena perbekalan dari Indonesia cukup lengkap untuk awal-awal, kami tidak langsung belanja bahan makanan. Sedikit beras (plus rice cookernya), sambel bu rudi, makanan kering, bumbu bamboe, dll jadi andalan.

Keesokan harinya, mulailah kami menjajaki kota. Münster terletak di Bundesland (negara Federal, kalo di Indonesia semacem provinsi) Nord Rhein Westfalen atau dalam bahasa Inggris North Rhine Westphalia. Letak Münster sekitar 1-3 jam dari Dortmund, Köln (inggrisnya: Cologne), Bonn (bekas ibu kota Jerman Barat), dan Düsseldorf (ibukota Bundesland Nord Rhein Westfalen). Yang terpenting, Münster ini letaknya berdekatan dengan Osnabrück, kota tempat saya akan melanjutkan studi nanti :D

Bundesland Nord-Rhein-Westfalen sendiri sebetulnya terdiri dari dua wilayah, yaitu Nord Rhein (di sebelah utara sungai Rhein) dan Westfalen. Kota-kota yang dialiri sungai Rhein seperti Düsseldorf, Köln, Bonn masuk wilayah Nord-Rhein. Sementara Münster, fitrahnya masuk wilayah Westfalen. Nord-Rhein Westfalen dijadikan satu bundesland oleh Inggris, pasukan Sekutu yang menguasai wilayah ini setelah Perang Dunia II. Nord Rhein-Westfalen adalah bundesland yang penduduknya paling banyak se-Jerman.

Münster sendiri tidak sebesar kota-kota Jerman yang terkenal secara internasional semacem Frankfurt atau Berlin. Yang menarik, sebagian besar penduduk Münster adalah mahasiswa. University of Münster adalah universitas terbesar keempat di Jerman. Selain terkenal sebagai kota pelajar, Münster juga terkenal sebagai "kota PNS" atau "Beamte Stadt", karena sebagian besar orang dewasanya bekerja sebagai PNS. Karena "Beamte Stadt" itu pula, penduduk Münster sebagian besar makmur (tajir). Di Jerman, gaji PNS termasuk besar :D Kemakmuran inilah yang menyebabkan biaya hidup di Münster mahal. Biaya sewa flat/apartemen/kos-kosan cukup mahal.

Meskipun mahal, ada sisi positif yang membuat Münster akan selalu dikenang ;) Kota ini sangat rapi dan cantik. Perbandingannya bukan kota-kota di Indonesia, tapi kota-kota lain di Jerman. Setelah melihat beberapa kota di sini, saya baru paham, bahwa ada juga kota-kota yang agak semerawut *meskipun ya ga separah Jakarta* :D. Sebagai "Beamte Stadt", tentunya pemerintah kota Münster menyediakan dana berlebih untuk menjaga kerapian dan kecantikan kotanya. Altstadt (kota tua) Münster sangat bersih dan rapi. Padahal kota ini 80% hancur setelah perang dunia dua. Pemerintah kota melakukan rekonstruksi secara sempurna. Ga keliatan kalo Münster pernah porak-poranda.

pemandangan malam di Prinzipalmarkt, kota tua Münster
Münster punya banyak tempat yang bisa digunakan warganya untuk bersantai. Yang pertama adalah Promenade. Promenade ini bentuknya jalan kecil yang kiri-kanannya ditumbuhi pepohonan, melingkari bagian dalam kota (zentrum). Promenade ini panjangnya sekitar 4,5 km. Menurut saya, Promenade ini masterpiece nya Münster! Ini salah satu kelebihan Münster yang tidak dimiliki kota-kota lain di Jerman. Promenade hanya boleh dilewati sepeda dan pejalan kaki. Kota lain, misalnya Osnabrück, punya juga semacem Promenade. Namun panjangnya hanya 500 meter.

Promenade Münster. Photo taken by Rüdiger Wölk
Jalur utama biasanya digunakan untuk sepeda. Jalur pejalan kaki terletak di pinggir kanan dan kiri. Tanpa mobil, tanpa motor! Sebagai mantan penghuni Jakarta yang mobil dan motornya brutal, Promenade ini berkah banget buat saya :D Menurut sejarah, promenade ini dulunya adalah benteng pertahanan yang mengelilingi kota. Ketika benteng dirubuhkan, warga kota menginginkan kehijauan dan keasrian kota tetap terjaga dengan membuat promenade seperti yang sekarang. Saat ini promenade biasanya digunakan warga sebagai tempat jogging, sepedaan, atau sekedar jalan kaki menghirup udara segar. Jika kita menusuri Promenade, kita bisa menemukan taman-taman hijau cantik serta bangunan-bangunan tua yang tersembunyi di tengah rimbun pohon.

Masterpiece nomor dua dari Münster menurut saya adalah Aasee (danau). Aasee ini adalah danau buatan seluas 40,2 hektar dan panjangnya kira-kira 2,3 km. Yang membuatnya keren adalah ruang terbuka hijau di sekitar Aasee. Lega, rapi, dan hijau. Orang bisa grillen (barbeque-an), ngerayain ulang tahun, duduk-duduk baca buku, liatin bebek berenang, main sama anak-anak, bahkan, beberapa anak muda sunbathing kayak di pantai pas cuaca cerah. Selain beraktifitas di pinggirannya, kita juga naik sepeda air (semacem bebek-bebekan kayuh) mengelilingi Aasee. Tarik napas...hemmm...ahhh...membayangkannya saja saya jadi relax :)

salah satu tepi Aasee Münster
Tempat-tempat lain yang sungguh memanusiakan manusia adalah banyaknya playground dan taman. Taman-taman dan playgroundnya luas, dengan banyak mainan, dan gratis. Anggap saja saya mengalami culture shock (alias norak :p). Tapi hal-hal kecil seperti itulah yang betul-betul saya nikmati.