Wednesday, March 26, 2014

First and Last Day in Office

Enam bulan lalu, tanggal 30 September 2013, pertama kali Saya gabung dengan kantor ini. Ketika makan siang, beberapa rekan tertawa-tawa dan teriak-teriak membahas soal sepatu *memang cara becandanya kayak gtu :D*. Sepatu kw, sepatu original beli di London pake poundsterling, dan saling hina lainnya. Karena masih baru, saya cuma diam, senyum-senyum dengerin.

Believe it or not, secara kebetulan, pas makan siang tadi rekan-rekan kantor mengulang percakapan waktu itu. Pembicaraan soal sepatu mahal dan sepatu kw, dan saling hina..haha :D Saat ini saya tentunya ikut ketawa dan kasih komentar. Entah kenapa..percakapan makan siang di hari pertama dan hari terakhir bisa berulang.

Sedih deh..akhirnya harus mengucapkan selamat tinggal sama kantor dan rekan-rekan yang baik hati :')

Tuesday, March 25, 2014

Mengatasi Anak Susah Makan

Si @AlifDipantara (16 bulan), saat ini lagi masuk fase susah makan. Ga banget-banget susah sih, tapi dia agak pemilih. Kalo makanannya rasanya standar (agak-agak plain, semacem sayur2 bikinan pembantu), dia lepeh. Tapi kalo makanannya enak (dengan standar enak orang dewasa) semacem empal gentong, soto padang, soto ayam, dia makan bisa banyak banget! Nak, kamu tau aja mana yang enak..hiks..tapi mamakmu ini kan belum bisa masak begituan T_T

Sementara itu, dari pihak advisor pengasuhan anak (mamah dan kakak Saya) keukeuh bahwa si Alif itu kurang makan, underweight, sampe-sampe disangka TBC dan disuruh tes mantoux! Padahal dari dua dokter anak di rumah sakit yang berbeda, semua mengatakan berat badan dan milestone pertumbuhan Alif masih normal. Memang tidak gemuk, tapi tinggi dan lincah.

Gambar dari sini
Sejak si mbak pergi dan tak kembali, selama dua minggu Alif dititipkan di tempat uwanya pas Saya kerja. Yah..wawlohualam lah gimana cara pengasuhan mbaknya di sana..agak pasrah karena tidak melihat alternatif solusi lain. Setelah itu, @AlifDipantara sempat ikut eninnya (mamah saya) di Kuningan selama 10 hari. Di sana, jam 6 pagi Alif dikasih bubur tajin, lanjut susu. Jam 8, sarapan biasa. Jam 10, minum susu plus cemilan. Jam 12, makan siang dll..dll. Intinya, si bocah ga pernah dibiarkan ga ngunyah. Hasilnya, pipi jadi gembil, dan berat badan nambah. Kalo si bocah ga mau makan, mamah gendong dia, makan sambil liat-liat di luar rumah. Bahkan pernah sampe 3 jam! Saya sempet protes bahwa itu nantinya akan membentuk kebiasaan makan yang salah. Tapi yang ada malah kena semprot -_-. Syulit..beda generasi, beda cara pengasuhan.

Sebenernya kalo anak menolak makan harus gimana sih? Menurut sumber bacaan, seharusnya anak dibiarkan merasa lapar, biar dia paham bahwa "kalo lapar, harus makan". Ketika kita menawari dia makan dan anak menolak, TIDAK boleh dipaksa. Lebih baik beri jeda waktu sampe dia merasa lapar, misalnya tunggu 30 menit, kemudian tawarkan lagi untuk makan. Selain itu, jangan tawari dia cemilan atau susu ketika anak menolak makan. Ini cukup berhasil saya terapkan ketika Saya pegang langsung si bocah. Makan sambil duduk ditempat pun sempat sukses diterapkan. Tapi pastinya semua buyar setelah si Alif berkelana kesana kemari.

Setelah move on ke Jerman nanti, Alif akan banyak tinggal di rumah bersama Ayahnya. Padahal ayahnya pun masih harus kerja (dari rumah). Sementara Saya harus ikut les bahasa di sprachschule seharian penuh. Meal time ini akan jadi isu penting. Pastinya di sana ga akan nemu yang jual empal gentong, bubur ayam atau soto padang T_T kalo si Alif mogok makan makanan rumah!

Friday, March 21, 2014

Visanya keluar ^_^

Visa saya, suami dan si @AlifDipantara baru diajukan tanggal 12 Maret minggu lalu, padahal saya sudah beli tiket untuk saya sendiri, tanggal 30 Maret..uwow..agak-agak nekat yaa.. Pengajuan visa agak mepet karena ini-itu perintilan, mulai dari legalisir dokumen, terjemahan, general check up, dll..dll. Padahal penerima beasiswa yang satu lagi visanya sudah keluar dari tanggal 9, sementara punya Saya dan keluarga baru diajuin tgl 12! Meskipun mepet, tapi persyaratan memang dilengkapi selengkap-lengkapnya. Petugas visa di kedutaan memberikan jadwal pengambilan tanggal 17 Maret, "Coba dulu ya tanggal 17", katanya.

Hari Senin tanggal 17 kemarin, suami ke kedutaan dengan harap-harap cemas..apakah visanya sudah keluar? Apakah keluar semua atau punya saya saja. Yang ternyata, pulang dengan tangan hampa. Disuruh nunggu tanpa ada clue, kira-kira kapan si visa akan keluar.

Kemarin, Kamis tanggal 20, Saya coba e-mail ke bagian visa di kedutaan Jerman. Nanya, apakah visa kami bertiga sudah selesei. Tak lama, ada balasan yang isinya:

Dear  Mr Tatat*,

Your visas have been issued today and can be picked up.

Kind regards


Visa Section
Embassy of the Federal Republic of Germany

*ga sempet marah meskipun dipanggil mister :p

Yeyeyeyey!! Akhirnya segala usaha terbayar..visa keluarga yang dengan waktu normal butuh waktu 6-8 minggu, keluar dalam waktu seminggu. Alhamdulillah..bisa berangkat bareng Alif dan bapaknya :')

Meskipun begitu, rasa sedih kembali muncul, karena tinggal menghitung hari untuk ninggalin tanah air..keluarga, teman-teman, makanan kesukaan...


Monday, March 17, 2014

Greenland Forest Park Residence

Yup. Ini adalah komplek perumahan yang selama ini Saya tinggali sejak Desember 2011. Penemuan komplek perumahan ini di awali dengan informasi dari brosur yang sampai di tangan kakak Saya secara tidak sengaja. Hari itu sekitar bulan Juni 2010, kakak Saya bilang, "Nih..ada perumahan yang ga pake DP." Uwow..Saya dan calon suami (saat ini udah jadi suami dan udah berbuntut 1) langsung girang..soalnya saat itu beneran ga ada uang sama sekali..huoho..

Gerbang masuk satu pintu. Gambar dari sini

Mamah langsung ngajak kami survey lokasi, di Bojongsari, Depok. Pada awalnya banyak yang menyangka Greenland ini masuk wilayah Sawangan, padahal sih ternyata masuknya ke Bojongsari. Saat itu hanya ada gerbang masuk, pos satpam, dan dua rumah contoh. Sisanya masih berupa tanah merah bekas sawah yang diratakan.Ngobrol-ngobrol sama orang marketingnya, kami memutuskan oke..ambil aja yuk..Bismillah..semoga berjodoh sama rumah ini :).

Sekarang, mari kita ulas soal si Greenland Forest Park Residence ini. Greenland Forest Park Residence saat ini sudah menjadi satu RW sendiri, yaitu RW 13, masuk Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Perumahan ini mulai dipasarkan awal tahun 2010, dimulai dengan hanya satu cluster. Rumah Saya termasuk cluster kedua yang dipasarkan, yaitu cluster Samanea, yang artinya trembesi. Seharusnya, di depan tiap rumah di cluster Samanea ditanami pohon trembesi yang mampu menciptakan keteduhan. Sayangnya, ternyata yang ditanam hanya pohon palem yang ga bikin teduh :(. Saat dipasarkan, harga cashnya 167 juta rupiah..

Tampak depan rumah tipe 38. Gambar dari sini
Ada tiga tipe rumah yang ditawarkan, yaitu: tipe 38, 46, dan 65. Tipe 38 (luas bangunan 38 m persegi) adalah tipe terkecil, seperti rumah Saya. Aslinya, rumah saya memiliki luas bangunan 38 meter persegi dan luas tanah 72 meter persegi. Ada beberapa teman yang suka komen "ihh..kecil yaa"..Eng..kalo saja orang itu merasakan perjuangan pas bayar cicilannya, pasti dia ga akan komentar begitu :') *curcol dikit*. Setelah direnovasi bagian belakang dan menambah tiga ruangan untuk kamar kecil, ruang cuci, dan jemuran di lantai atas, total luas rumah kami jadi sekitar 100 meter persegi.

Fasilitas Perumahan
Fasilitas yang disediakan oleh developer pun cukup lengkap, yaitu mencakup: masjid, lapangan badminton, kolam renang, taman yang cukup luas (meskipun tidak seluas seperti yang dijanjikan di awal oleh developer), children play ground, dan toko/warung.
Play ground. Gambar dari sini
Perumahan ini menggunakan sistem satu pintu (cluster), jadi keamanan lebih terkontrol. Sebetulnya ada fasilitas lain yang seharusnya juga berfungsi, misalnya: jogging/bicycle track, function room, dll. Untuk jogging/bicycle track, posisinya terlalu mepet ke rumah-rumah di green belt. Hal ini membuat orang yang ingin menggunakan track merasa sungkan..serasa menggunakan halaman rumah orang untuk jogging -_-. Untuk function room, sejujurnya Saya senang karena pembangunannya batal. Jika jadi dibangun, akan menghabiskan lahan taman yang ada saat ini.


Fasilitas lainnya, sampai saat ini cukup berfungsi baik. Kolam renang misalnya, rajin dibersihkan dan terawat. Kalo saja Saya dan suami lebih rajin berenang, kami pasti langsing singset :D Saya pikir, dengan harga segitu dan fasilitas yang cukup lengkap, worth it lah yaaa..Lingkungannya oke buat anak kecil.

Lokasi dan Akses Transportasi
Pertama, lokasinya. Jauh bok dari pusat keramaian Jakarta. Dari rumah ke kantor Saya di Kemang membutuhkan waktu 70 menit naik motor. Kenapa naik motor? karena lokasi perumahan yang memang hanya terjangkau akses jalan raya. Stasiun kereta terdekat ada di Depok Baru (terminal Depok) atau Jombang (Ciputat). Membutuhkan waktu hampir satu jam dari Greenland menuju terminal Depok ataupun menuju Jombang. Jika ingin naik kendaraan umum, dari Greenland kita bisa naik ojek ke jalan raya depan, sekitar 1,8 km. Dari Jalan Raya, kita bisa naik angkot jurusan Lebak Bulus-Parung (106), menuju Lebak Bulus, atau naik Parung-Ciputat (029) menuju Ciputat. Normalnya, naik angkot menuju Lebak Bulus membutuhkan 45 menit sampai 1 jam. Sedangkan dari Greenland menuju Ciputat membutuhkan waktu 30-45 menit. Jika ingin menuju Depok, bisa naik ojek dari Greenland sampai ke pertigaan Bojongsari. Dari situ, bisa naik angkot 03 (Parung-Depok) menuju terminal Depok. Dari pertigaan Bojongsari menuju terminal Depok membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Point of interest apa aja yang ada di sekitar Greenland? Cukup lengkap dan memadai untuk kebutuhan perumahan keluarga. Beberapa rumah sakit bisa dijangkau dalam 15-30 menit, yaitu di antaranya: RSUD Depok (15 menit), RS Buah Hati Pamulang (30 menit), Rumah Sakit Puri Cinere (45 menit), RS Dompet Dhuafa (20 menit). Untuk memenuhi kebutuhan harian, tersedia dua super market yang cukup lengkap dan satu pasar tradisional besar, yaitu: Giant Bojongsari, Toserba Pujasari, dan pasar tradisional Parung. Pom bensin juga tidak terlalu jauh dijangkau, ada dua yang terdekat, di jalan menuju Sawangan dan di dekat pertigaan Wates. Beberapa bank seperti Bank Mandiri dan Syariah BNI, dapat dijangkau dalam 15 menit. Bahkan baru-baru ini, cabang Electronic Solution buka di dekat Greenland. Beberapa sekolah bagus juga tersedia di sekitar Greenland: salah satunya SMA 5 Depok, Sekolah Madania Parung, Sekolah Alam Arrahman Kids Gaplek-Ciputat, Sekolah Cakra Buana Depok, School of Universe Parung, Sekolah Alam Depok, dll.

Terus-terus jalanan sekitar sini macet ga sih? Emm..ya tergantung jam berapa kita lewat situ :D Tapi sejauh ini sih ketika nemu macet di satu titik, Saya masih bisa mengambil jalan alternatif menuju kantor.

Other pluses
Hal lain yang saya sukai dari Greenland adalah suasana tenang dan udaranya yang bersih. Perumahan pun tampak rapi dan asri. Salah satunya karena adanya larangan mengubah tampak depan rumah. Hal ini menyebabkan tampilan yang seragam dan rapi. Menanam pohon adalah hal yang sangat dianjurkan oleh developer. Setahun lalu, kami menanam pohon mangga depan rumah, dengan harapan nanti bisa makan mangga gratis plus sekaligus bisa menyejukkan rumah. Kalo saja Saya work from home dan tidak harus berlama-lama di jalan, hidup pasti terasa lebih indah dan sehat :0 Karena lokasi yang di pinggiran dan mepet Bogor, banyak tempat rekreasi keluarga non-mall yang dekat dari Greenland, seperti: Parung Farm, Godong Ijo, peternakan kambing ettawa, dll. Oh ya..perumahan Greenland ini bebas banjir loh yaa :D



Minuses
Lokasinya jauh dari pusat keramaian kota Jakarta, misalnya perkantoran, mall besar, dll. Hal ini menyebabkan biaya transportasi mahal (dgn naik taksi) jika kita ingin pergi ke pusat keramaian kota Jakarta semacem ke PIM, dll. Bahkan ke kantor pun butuh waktu minimal sejam. *mulai cape jadi komuter* Kekurangan lainnya adalah lebar jalan yang minimalis..sempit..jadi terasa kurang privacy antara rumah Saya dengan rumah tetangga depan.

Sampe sekarang sih Saya masih merasa tidak menyesal membeli rumah di Greenland ini. Harga terjangkau, dan fasilitas lengkap. Apalagi harga pasaran saat ini sudah mencapai dua kali lipat!

Info tambahan
Saat ini developer Greenland tidak lagi memasarkan karena semua unit sudah sold out. Katanya sih developer Greenland akan membuka dan memasarkan cluster baru, tapi entah kapan.

Friday, March 7, 2014

Feeling blue

Ada dua hal yang membuat Saya sedih hari ini, bahkan sejak jam 6 pagi tadi.

Pertama, tadi pagi @AlifDipantara berangkat bersama kakak Saya sekeluarga menggunakan mobil ke Kuningan. Jadi ceritanya besok ada nikahan salah satu keponakan (anaknya sepupu). Saya dan suami akan berangkat naik kereta jam 20.40 nanti malam. Dengan pertimbangan ini itu, akhirnya Alif berangkat dengan uwa nya pagi ini.

Sebelum berangkat, si Bocah kayaknya udah nyadar kalo emaknya ga akan berangkat bersama dia. Mungkin karena melihat semua orang sudah rapi dan sibuk bersiap-siap (termasuk Alif sudah mandi dan makan), sementara Saya masih pake baju tidur. Dia mulai rewel nempel dan ga mau turun. Akhirnya Saya bawa jalan-jalan keluar..saat itu baru menunjukkan jam enam kurang 15 menit.

Kakak Saya dan anak-anaknya sudah masuk mobil. Saya mulai membawa Alif mendekati mobil, siapa tau dia mau sukarela tanpa ngamuk-ngamuk untuk naik. Ternyata benaar..melihat kakak-kakaknya terlihat gembira dalam mobil, dia minta naik. Sambil dia naik, air mata emaknya mulai berlinang T_T. Abis itu Saya langsung serah terimakan dia ke kakak Saya, mumpung anaknya ga nangis2 drama. Saya langsung masuk rumah dengan berderai air mata..huhuahua..*lebay*

Kedua, hari ini Mba Bos yang sejak awal Maret diangkat sebagai manager, baru saja balik dari bistrip ke Johannesburg, ikut rapat yang mana seharusnya Saya ikut. Yang bikin sedihnya, karena Saya ga bisa menyampaikan langsung pengalaman sebagai bagian dari tim virtual ini. I've been handling (4 countries in) Asia by myself for this program. Pas waktunya tim virtual ini akan ketemu, Saya ga bisa ikut karena telah memutuskan untuk lanjut kuliah keluar nagreg akhir bulan ini T_T.

Mba Bos sebelum berangkat pun sempat berkata "Ihh..sedih ya..harusnya kan kita berangkat bersama".. Plus seorang teman kantor nyamperin meja dan bilang "Ahh..it should be you who's going to Johannesburg". Tapi ya gimana ya..kan udah ambil keputusan, ga boleh menyesal! *lap-lap ingus sambil ngetik*

Eniwei, Mba Bos bawain oleh-oleh lucu dari South Africa, good health tribal beads, hand made souvenir by South African. Suka deh barang original hand made kayak gini. Semoga betulan attract good health untuk Saya dan keluarga :')

Tuesday, March 4, 2014

Melatih Anak Bersabar Menunggu

Ini PR besar buat Saya dan Ayahnya, untuk membuat si @alifdipantara (14,5 months) lebih sabar... Kalo diperhatiin, si bocah ini gampang banget marah-marah kalo minta apa-apa, sangat-sangat mirip Saya -_-. Pas kemaren ga sengaja nemu artikel ini, yuk mari disimpen biar ga lupa..
------------------------------------------------------

Melatih Anak Bersabar Menunggu*

KOMPAS.com - Di sebuah taman yang indah di Paris, seorang ibu berpenampilan menarik dengan gaya modis, terlihat asyik menikmati waktu bersama anaknya berusia lima. Sang ibu duduk membaca buku, sementara si kecil sibuk bermain. Beberapa saat kemudian, sang anak mendatangi ibunya dan berkata, "Ibu", sebelum melanjutkan perkataannya, anak lima tahun ini menunggu ibunya memalingkan wajah dari buku kepada dirinya. Lalu ia melanjutkan, "Mau jajan". Dengan tenang sang ibu berkata, "Kamu hanya dapat satu kali jatah jajan hari ini, dan itu masih satu jam lagi." Sang anak memahami, dan ia melanjutkan bermain.

Peristiwa ini bukan fantasi dan bisa dialami semua ibu dan anak di mana saja. Pamela Druckerman, penulis best seller dan pengelola workshop pengasuhan anak di Amerika Serikat mengatakan sikap mental orangtua yang tenang dan anak yang bebas tantrum seperti ini kerap ia temui saat pindah ke Paris. Menurutnya, para orangtua di Perancis melatih sikap mental anak seperti ini sejak belia.

Anda pun bisa melatih si kecil sejak belia untuk memiliki sikap mental seperti ini dengan tiga cara.

1. Beri anak kesempatan latihan menunggu.
Menumbuhkan sikap sabar pada anak membutuhkan latihan terus menerus. Berikan kesempatan pada anak Anda untuk berlatih sabar dan menunggu. Para peneliti menemukan bahwa anak yang sabar menunggu adalah mereka yang memiliki kemampuan mengalihkan perhatian. Misalnya, dengan bernyanyi atau melakukan aktivitas seru di depan cermin saat mereka harus menunggu sesuatu misalnya.

Orangtua di Perancis telah mempraktikkan ini. Mereka tidak mengajarkan anaknya untuk menemukan cara mengalihkan perhatian. Anak terlatih dengan sendirinya untuk mengalihkan perhatian, dengan sikap sederhana dari orangtuanya, yakni orangtua sering mengatakan "Tunggu ya", saat anak mulai meminta sesuatu. Anak akan meresapi kata-kata "Tunggu" dan mencari cara atau aktivitas lain selama menunggu hingga akhirnya orangtuanya meresponsnya atau memenuhi permintaannya.

2. Beri kepercayaan anak bisa mengontrol sikapnya.

Kuncinya adalah berikan kepercayaan kepada anak. Yakinlah bahwa anak bisa bertanggung jawab. Hal ini juga perlu latihan. Bisa dimulai dengan cara-cara sederhana. Misalnya, saat anak mengambil buku di lemari dan menaruhnya sembarangan, minta anak untuk mengembalikan buku ke lemari. Minta anak melakukan apa yang Anda mau dengan sabar dan jangan lupa kontak mata.

Berikan contoh sesering mungkin pada anak. Misal, saat anak memetik buah anggur satu persatu dan menjatuhkannya ke lantai, tunjukkan kepada anak untuk mengembalikan anggur itu ke dalam mangkuk di atas meja. Tunjukkan caranya dan biarkan anak melanjutkannya merapikan buah anggur tersebut.

Ajarkan anak mengenai batasan, namun tunjukkan pula cinta Anda saat melatih mental anak. Anak butuh cinta juga butuh ketegasan. Kalau anak hanya mendapatkan cinta tanpa belajar adanya batasan dari perilakunya, anak akan menjadi tiran cilik.

3. Merespons anak dengan penuh kesabaran.
Orangtua juga harus bersabar untuk mengajari anak kesabaran. Misal, saat Anda sedang di dapur memasak telur untuk sarapan, si kecil meminta kertas toilet. Jelaskan secara perlahan, bahwa Anda akan mengambil kertas toilet dalam beberapa menit lagi.

Saat Anda sedang sibuk melakukan aktivitas, dan anak meminta sesuatu, tunjukkan kepada anak apa yang sedang Anda lakukan dan minta ia melakukan hal yang sama. Cara ini akan membuat anak memahami dan belajar bahwa ia harus menunggu, sekaligus juga melatih anak untuk tidak merengek saat meminta sesuatu.

Dengan merespons perilaku anak lebih tenang, Anda sedang mengajarkan anak bahwa ia bukan satu-satunya pusat perhatian. Dengan begitu anak memahami bahwa ada hal lain di luar dirinya yang juga harus diperhatikan. Anak pun terlatih untuk tidak memaksakan keinginannya, belajar menunggu saat meminta sesuatu kepada orangtuanya yang sedang melakukan hal lain.


*artikel dari sini 
--------------------------------------------------------------------------------

 Semoga bisa menerapkan ke si bocah dengan konsisten yaa...

Monday, March 3, 2014

Semoga lancaaaar....

Bismillah..tiket sudah ditangan..semoga dilancarkan semua prosesnya... :')
Amiin...