Sementara itu, dari pihak advisor pengasuhan anak (mamah dan kakak Saya) keukeuh bahwa si Alif itu kurang makan, underweight, sampe-sampe disangka TBC dan disuruh tes mantoux! Padahal dari dua dokter anak di rumah sakit yang berbeda, semua mengatakan berat badan dan milestone pertumbuhan Alif masih normal. Memang tidak gemuk, tapi tinggi dan lincah.
![]() |
Gambar dari sini |
Sebenernya kalo anak menolak makan harus gimana sih? Menurut sumber bacaan, seharusnya anak dibiarkan merasa lapar, biar dia paham bahwa "kalo lapar, harus makan". Ketika kita menawari dia makan dan anak menolak, TIDAK boleh dipaksa. Lebih baik beri jeda waktu sampe dia merasa lapar, misalnya tunggu 30 menit, kemudian tawarkan lagi untuk makan. Selain itu, jangan tawari dia cemilan atau susu ketika anak menolak makan. Ini cukup berhasil saya terapkan ketika Saya pegang langsung si bocah. Makan sambil duduk ditempat pun sempat sukses diterapkan. Tapi pastinya semua buyar setelah si Alif berkelana kesana kemari.
Setelah move on ke Jerman nanti, Alif akan banyak tinggal di rumah bersama Ayahnya. Padahal ayahnya pun masih harus kerja (dari rumah). Sementara Saya harus ikut les bahasa di sprachschule seharian penuh. Meal time ini akan jadi isu penting. Pastinya di sana ga akan nemu yang jual empal gentong, bubur ayam atau soto padang T_T kalo si Alif mogok makan makanan rumah!
No comments:
Post a Comment