Tuesday, August 9, 2016

Pengen pulang mak?

Mungkin saya memang pengen pulang ke Indonesia. Hari ini, saya mere-write CV saya dengan sangat serius demi melamar sebuah posisi di kantor lama saya. Kalo kata seorang teman, hidup itu sawang sinawang. Lagi di sana, pengen ke sini, lagi di sini pengen ke sana. Bukannya saya tidak menikmati waktu saya di sini. Saya menikmati kok. Makanya saya juga akan mencoba melamar ke beberapa posisi di sini. What comes first, comes first aja deh sekarang mah. Di Indonesia ataupun di sini, sama-sama baik.

Salam curhat,

Monday, August 1, 2016

Let´s moving on..

Bisa melakukan perjalanan ke berbagai tempat tentu menyenangkan buat saya. Mengenal tempat baru, bertemu dengan orang-orang yang  belum pernah saya jumpai sebelumnya, berkunjung ke tempat-tempat baru, mencicipi makanan dan minuman yang berbeda, mendengar dan belajar bahasa yang berbeda, sungguh menimbulkan perasaan tersendiri.

Tapi berkunjung dan menetap mempunyai makna yang berbeda. Ketika berkunjung 1-2 minggu di suatu tempat baru, kita tahu pada akhirnya kita akan kembali ke tempat kita menetap. Nah sebagai orang yang selalu dirantau, seringkali saya sangat antusias sekaligus berat hati ketika sampai di ujung sebuah babak kehidupan.

Misalnya, ketika harus pindah dari Kuningan ke Bandung selepas sekolah menengah pertama. Harus meninggalkan zona nyaman yang telah saya tempati selama 15 tahun hidup saya saat itu, tentu berat rasanya. Ingin rasanya tetap tinggal dan memilih sekolah menengah yang bisa dijangkau 15 menit saja dari rumah. Ingin rasanya tetap bersama teman-teman baik saya. Ingin tetap berada di tempat-tempat yang saya sudah sangat terbiasa dengannya. Tapi keputusan sudah diambil, saya harus melanjutkan tahapan selanjutnya di kota lain.

Ketika selesai SMA, kembali saya harus meninggalkan wilayah aman saya dan menuju tempat baru, dari Bandung, saya harus pindah ke Jatinangor. Membereskan barang-barang untuk di packing selalu tidak mudah. Sulit. Galau.

Selepas dari Jatinangor sambil mencari pekerjaan, hidup saya kembali nomaden tak tentu arah. Dua minggu di Kuningan, dua minggu di Depok, dua minggu di Jatinangor. Dan seterusnya. Hingga akhirnya menetap di kosan Mampang selama dua tahun, sampai kemudian menikah dan pindah ke rumah kecil kami di Depok.

Baru saja menikmati "kenyamanan" menetap, keputusan lain yang mengubah segalanya telah diambil. Kali ini harus berpindah ke negara yang sungguh asing. Rumah kami ditinggalkan tanpa dibereskan dengan layak, mengingat begitu padatnya waktu menjelang keberangkatan kami ke Jerman dua tahun lalu.

Hingga akhirnya datanglah saat ini, saat-saat yang menimbulkan perasaan-perasaan galau tak berkesudahan. Should I go? Should I stay? Should I go back? What should I do? Life oh life..it is a constant change. Terkadang saya iri pada teman-teman yang sudah settle, tidak perlu terus bergerak pada setiap tahap kehidupan. Tapi saya tahu saya harus mensyukuri ini. Mensyukuri berbagai kesempatan yang datang. Walaupun kesempatan-kesempatan itu berarti terenggutnya kenyamanan saya. Nothing last forever, Tatat. keep going..keep going and move on..