Bisa melakukan perjalanan ke berbagai tempat tentu menyenangkan buat
saya. Mengenal tempat baru, bertemu dengan orang-orang yang belum
pernah saya jumpai sebelumnya, berkunjung ke tempat-tempat baru,
mencicipi makanan dan minuman yang berbeda, mendengar dan belajar bahasa
yang berbeda, sungguh menimbulkan perasaan tersendiri.
Tapi
berkunjung dan menetap mempunyai makna yang berbeda. Ketika berkunjung
1-2 minggu di suatu tempat baru, kita tahu pada akhirnya kita akan
kembali ke tempat kita menetap. Nah sebagai orang yang selalu dirantau,
seringkali saya sangat antusias sekaligus berat hati ketika sampai di
ujung sebuah babak kehidupan.
Misalnya, ketika harus
pindah dari Kuningan ke Bandung selepas sekolah menengah pertama. Harus
meninggalkan zona nyaman yang telah saya tempati selama 15 tahun hidup
saya saat itu, tentu berat rasanya. Ingin rasanya tetap tinggal dan
memilih sekolah menengah yang bisa dijangkau 15 menit saja dari rumah.
Ingin rasanya tetap bersama teman-teman baik saya. Ingin tetap berada di
tempat-tempat yang saya sudah sangat terbiasa dengannya. Tapi keputusan
sudah diambil, saya harus melanjutkan tahapan selanjutnya di kota
lain.
Ketika selesai SMA, kembali saya harus meninggalkan
wilayah aman saya dan menuju tempat baru, dari Bandung, saya harus
pindah ke Jatinangor. Membereskan barang-barang untuk di packing selalu tidak mudah. Sulit. Galau.
Selepas
dari Jatinangor sambil mencari pekerjaan, hidup saya kembali nomaden
tak tentu arah. Dua minggu di Kuningan, dua minggu di Depok, dua minggu
di Jatinangor. Dan seterusnya. Hingga akhirnya menetap di kosan Mampang
selama dua tahun, sampai kemudian menikah dan pindah ke rumah kecil kami
di Depok.
Baru saja menikmati "kenyamanan" menetap,
keputusan lain yang mengubah segalanya telah diambil. Kali ini harus
berpindah ke negara yang sungguh asing. Rumah kami ditinggalkan tanpa
dibereskan dengan layak, mengingat begitu padatnya waktu menjelang
keberangkatan kami ke Jerman dua tahun lalu.
Hingga akhirnya datanglah saat ini, saat-saat yang menimbulkan perasaan-perasaan galau tak berkesudahan. Should I go? Should I stay? Should I go back? What should I do? Life oh life..it is a constant change. Terkadang saya iri pada teman-teman yang sudah settle,
tidak perlu terus bergerak pada setiap tahap kehidupan. Tapi saya tahu
saya harus mensyukuri ini. Mensyukuri berbagai kesempatan yang datang.
Walaupun kesempatan-kesempatan itu berarti terenggutnya kenyamanan
saya. Nothing last forever, Tatat. keep going..keep going and move on..
No comments:
Post a Comment