Friday, December 2, 2016

Refleksi tentang Turki

Kenapa tentang Turki? kenapa ga tentang Indonesia yang lagi rame? Suka-suka saya dong ya.

Jadi di Turki pada awalnya ada dua gerakan besar yang bersekutu, yaitu AK Parti (partainya Erdogan) dan Gülen Movement. Awalnya mereka bekerja sama saling mendukung, Gülen yang katanya awalnya tidak tertarik berpolitik menyediakan dukungan suara bagi Erdogan dan AKP dari pendukungnya yang cukup berpengaruh di Turki, dan AKP setelah berkuasa menyediakan perlindungan bagi Gülen Movement terutama dari Kemalist. Namun lama-kelamaan, puncaknya pada 2013, keduanya bubar jalan. Perbedaan di antara keduanya tidak bisa diabaikan lagi.

Lalu pendukung dua kelompok saling sapu bersih. Jika di sebuah lembaga mayoritas isinya pendukung AKP, maka orang yang dicurigai pendukung Gülen akan "disingkirkan". Begitu juga sebaliknya. Jika di sebuah lembaga dikuasai oleh pendukung Gülen, maka pihak-pihak yang dianggap pro Kemalist atau AKP akan disingkirkan. Bahkan jika itu masih hanya sekedar "dugaan".

Hingga memuncak banget-banget, pada bulan Juli lalu, Gülen Movement dituduh sebagai dalang percobaan kudeta terhadap pemerintahan resmi Turki. Giliran pemerintah Turki dengan partai penguasa AKP dibawah Perdana Menteri Erdogan yang menyapu bersih pendukung Gülen. Tidak ada yang disisakan. Jika sebelumnya militer dikuasai pendukung Gülen, sekarang sebagian besar dari mereka sudah dipecat, dirumahkan untuk waktu tak terbatas, atau dipenjara. Begitu pula dengan banyak pegawai negeri sipil yang dianggap simpatisan Gülen Movement. Mereka dirumahkan, dipecat, dipenjara, dll. Media-media yang dianggap bertentangan dengan pemerintah ditutup. Para jurnalis dan akademisi ditangkapi.

Tapi saya tidak bilang Gülen dan pendukungnya tidak bersalah. Hanya saja pemerintah Turki lebih banyak bertindak berdasarkan prasangka. Seberapa banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang ini benar-benar mendukung Gülen Movement?

Lalu kenyataan itu seperti menampar saya. Akhir-akhir ini saya sering sekali mengelompokkan orang berdasarkan prasangka saya. Si itu begini, si ini begitu. Walaupun saya bukan siapa-siapa, harusnya ga boleh begitu dong ya? Ya kan..ya kan.. Yuk dahulukan diskusi dan dialog lah..jangan asal prasangka, praduga, curiga, dan menebak-nebak.

Sepotong do´a untuk tanah air Indonesia dan para manusianya, semoga tetap damai, bijak, kritis, dan cerdas. Ingat, kita semua bersaudara. #apeu.

*catatan untuk (saya sendiri dan) teman-teman saya, apapun pilihanmu, please don´t change. Mari kita berusaha tetap adil terhadap siapapun, regardless our political and religious views.

No comments:

Post a Comment