Thursday, April 7, 2016

Belajar Bahasa Jerman #2

Belajar bahasa Jerman susah ga sih? Sebagai orang Indonesia dan orang Sunda yang tata bahasa nya ga rumit, belajar Bahasa yang kata benda nya terdiri dari tiga jenis (maskulin, feminin, dan netral) tentu cukup membingungkan. Belum lagi bentuk kata kerja yang selalu berubah-ubah mengikuti waktu atau pasif-aktifnya. Plus aturan kasus dativ-akkusativnya. Hadeuh..tulung!!

Belajar bahasa Jerman ga cuma bisa dilakukan di ruangan kelas yang membosankan, tapi bisa dimana saja. Misalnya, beberapa hal yang saya alami akhir-akhir ini.

Kejadian #1
Saya sedang menunggu bis yang sudah terlambat beberapa menit dari jadwal seharusnya. Di halte tersebut ada seorang nenek yang juga sedang menunggu bus yang sama. Mungkin karena bosan menunggu bus datang, nenek tersebut mulai berbicara basa-basi pada saya. Dia berbicara tentang jalanan depan kami yang sangat berisik..bahwa jika berjalan kaki, dia selalu menghindari jalan besar karena tidak mau mendengar berisiknya kendaraan yang lalu lalang. Saya menimpali, bahwa dari apartemen saya juga suara ramai jalanan cukup terdengar. Kemudian kami masih mengobrol tentang hal-hal remeh temeh lainnya. Bahwa nenek itu lebih suka jalan-jalan di hutan yang tenang, dan lain-lain. Ketika bus sudah terlihat, nenek tersebut bertanya,

Nenek  : "Wie lange haben Sie schon hier in Osnabrück?" (berapa lama anda sudah tinggal di Osnabrück?)
Saya    : "Ich bin schon hier fast 2 Jahre" (saya sudah tinggal di sini selama hampir dua tahun).
Nenek :  "Aber Ihre Deutsch ist schon sehr gut. Sie können schon mit uns unterhalten." (tapi bahasa Jerman anda sudah bagus. Anda sudah bisa mengobrol dengan kami).
Saya   : (dalam hati: ahseeek). Danke *sambil senyum-senyum ge-er* :D

Kejadian #2
Tadi pagi saya berangkat sendiri naik bis dan duduk sebelahan sama seorang ibu umur 50an yang seringkali menyapa Alif (kalo saya naik bis sama dia). Kami duduk sebelahan dan mulai ngobrol basa-basi tentang cuaca, tentang si Alif yang udah masuk Kindergarten, dll. Mendekati tujuan akhir kami, dia bertanya dari mana asal saya dan sudah berapa lama di Jerman. Percakapan yang hampir sama dengan atas kembali berulang. Ahseek *kembali senyum-senyum ge-er*. Obrolan berlanjut sedikit tentang komunitas Indonesia,

Saya      : Es gibt eigentich viele IndonesierInnen in Deutschland, insbesondere in größe Städte wie in Berlin, Hamburg, Bonn, Köln. Leider nicht zu viele in Osnabrück. Aber ja..gut Ich kann auch mit andere Leute befreunden." (Sebenarnya banyak orang Indonesia tinggal di Jerman, terutama di kota besar seperti di Berlin, Hamburg, Bonn, Köln. Sayangnya tidak terlalu banyak di Osnabrück. Tapi tidak apa-apa, saya jadi bisa berteman dengan orang-orang lainnya).

Ibu baik hati  : "Ja..und auch nicht gut wenn man nur mit der Leute aus eigenem Land immer zusammen, dann verbessert die Sprache auch nicht." (Ya..dan kalo orang mainnya cuma sama orang yang senegara juga ga bagus, bahasa Jermannya pun tidak akan bertambah bagus).

Tuh kan..walopun merasa diri ga Pede kalo ngomong Jerman, tapi ternyata kata orang udah lumayan. Cuma butuh banyak latihan aja buat lebih memperlancar. Jangan takut diketawain, biasanya orang malah menghargai usaha kita untuk ngomong pake bahasa mereka.

Nah kalo mau lancar berbahasa Jerman, jangan lupa dipakai bahasanya..biar ga menguap. Percuma kan kita udah nguasain grammar kalo ga pernah latihan ngomong.

Perjalanan belajar bahasa Jerman saya pernah ditulis juga di sini dan di sana.

No comments:

Post a Comment