Sejak 1-2 tahun yang lalu, niat saya untuk pap smear dan periksa payudara untuk deteksi dini kanker selalu tertunda. Ketika akhirnya ada waktu luang di Bulan Mei 2021 ini, saya segerakan untuk pap smear. Di tahun 2018, saya pernah pap smear di puskesmas Kalibata. Tapi hasilnya ngga diinfokan, mungkin karena hasilnya bagus. Biasanya, hanya yang hasilnya ada potensi kanker yang ditelepon.
Singkat cerita tanggal 19 Mei 2021 lalu, saya putuskan untuk pap smear di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Lebak Bulus, alamatnya di Jalan Lebak Bulus Tengah No. 9 Jakarta Selatan. Kalo dari Stasiun MRT Fatmawati, jalan kaki ke arah Lebak Bulus sampe ada bangunan Toyota-Astra, terus belok kiri ke Jl. Lebak Bulus Tengah, jalan dikit nanti keliatan bangunannya. Jam bukanya dari jam 8.30-12 saja. Jadi jangan datang sore-sore, ya!
Berapa biaya pap smear di YKI? Untuk pap smear, harganya Rp. 150.000 (tidak bisa pake BPJS Kesehatan). Bayarnya bisa pake kartu debit kok. Untuk yang ingin pap smear, tidak perlu buat janji dulu, bisa datang aja langsung sesuai jam buka. Untuk pelayanan, di YKI ini agak lambat dan stafnya tampak cuek-cuek (saya diabaikan ga jelas dan bengong nunggu 20 menitan). Tapi dengan harga semurah itu, yaudahlah ya. Walaupun tentu berharap layanannya makin baik.
Oh iya, jika ingin pap smear, tidak boleh berhubungan seksual paling tidak dua hari sebelum pap smear, agar tidak merusak dinding mulut rahim. Pengambilan sampel pake cocor bebek dari stainless steel cukup cepat, disuruh buka celana, diambil sampel, udah deh. Hasil akan keluar setelah 13 hari kerja, saya pap smear tanggal 19 Mei, hasilnya keluar tanggal 7 Juni 2021. Untuk pengambilan hasil, harus bawa kuitansi pembayaran pap smear. Jika hasil pap smear bagus, bisa langsung vaksin HPV.
Tadi hasil pap smear saya bagus, tidak ada sel-sel yang berpotensi kanker. Oh iya, pap smear harus diulang setiap tahun. Tadi saya sudah masukkan google calendar biar ga lupa, untuk pap smear 2022 sekitar tanggal 19 Mei.
Karena hasil pap smear bagus, saya putuskan untuk langsung vaksin HPV. Sebelum divaksin, dikasih waktu untuk konsultasi dengan dokter. Setelah nunggu lama, sekitar 40 menitan, akhirnya saya dapat giliran. Dokternya sudah agak berumur, tapi sabar menjelaskan dengan sangat baik tentang kanker serviks, vaksin, pap smear, IVA, dll. Bahkan ketika saya menanyakan tentang kanker payudara, bu dokter menawarkan untuk memeriksa kedua payudara saya. Waktu konsultasi yang diberikan juga cukup panjang, sekitar 45 menit.
Untuk vaksin HPV sendiri, menurut bu dokter, terdiri dari 3 kali vaksin dalam waktu enam bulan. Waktu vaksinnya bulan 1, bulan ke 2, dan bulan ke-6 di tanggal yang sama. Vaksin kedua disarankan tepat waktu, cuma boleh telat 2 minggu dari tanggal seharusnya (karena sakit, misalnya). Sementara itu, vaksin ketiga boleh telat maksimal 2 bulan dari tanggal seharusnya. Vaksin HPV ini berlaku untuk seumur hidup. Ketika dalam masa vaksin (6 bulan), tidak disarankan untuk hamil, karena khawatir akan berpengaruh terhadap perkembangan janin.
Ketika membayar, saya kira biaya vaksin dan konsultasi terpisah. Ternyata digabung jadi satu, Rp. 1.000.000 untuk vaksin dan konsultasinya. Agak mahal sih, dan sayangnya vaksin HPV tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Semoga sih, vaksin HPV bisa segera masuk ke list yang ditanggung, karena angka kematian perempuan Indonesia yang disebabkan kanker serviks masing tinggi banget.
Di umur segini, memang sudah saatnya kita sadar untuk lebih memperhatikan kesehatan, termasuk hal-hal seperti ini. Mengingat di keluarga saya ada riwayat kanker serviks (nenek), tiroid (ibu dan kakak), jadi saya memang harus lebih waspada.
Sekian dulu cerita tentang pengalaman pap smear dan vaksin HPV di YKI.
Stay healthy!